Memantau kepadatan lalu lintas di persimpangan jalan utama di Kota Semarang kini tidak hanya dilakukan oleh pihak kepolisian maupun Dishubkominfo. Warga pun bisa melakukannya hanya dengan bermodalkan smartphone berbasis android dan aplikasi.
Aplikasi tersebut bernama "ATCS Lalin Semarang" yang tersedia di Play Store. Memori aplikasinya pun cukup ringan yaitu hanya 437 Kb karena informasi yang ditampilkan berupa video live streaming CCTV yang terpasang di titik tertentu.
Pengembang aplikasi ini yaitu GDTech Indonesia dan Pemkot Semarang belum lama ini melakukan update pada 31 Maret 2016 lalu sehingga beberapa mal fungsi sudah terbenahi. Untuk saat ini daerah yang bisa terpantau di ATCS Lalin Semarang yaitu Abdurahman Saleh, Bangkong, Fatmawati, Kalibanteng Selatan, Kalibanteng Utara, Kaligarang, Karang Ayu, Karyadi, Kelinci, Ki Mangun Sarkoro, Krapyak, Kyai Shaleh-Pandanaran, Lamper-Gajah, Milo, Pasar Gayam, Peterongan, Polda, Soekarno-Hatta, Sam Po Kong, Supriyadi, Thamrin-Pandanaran, dan Tugu Muda.
Dalam penjelasan aplikasi di Play Store, ATCS atau Area Traffic Control System merupakan aplikasi yang dibuat untuk membantu pengguna jalan memantau lalu lintas sehingga terhindar dari kemacetan. Pembuatnya juga berjanji akan terus mengembangkan aplikasi tersebut termasuk menambah titik pantau.
Cara mengaksesnya pun cukup mudah yaitu cukup membuka aplikasi dan tekan tombol "streaming klik di sini", kemudian pilih persimpangan mana yang akan di pantau lalu klik Play Video. Tunggu beberapa saat maka pengguna bisa melihat situasi lalu lintas terkini.
"Targetnya tentu saja bahwa inovasi-inovasi di Kota Semarang ini benar-benar dapat berjalan untuk membantu masyarakat, bukan hanya sebagai pelengkap saja," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Jika warga bisa memantau lewat smartphone, maka pihak berwajib dalam hal ini Dishubkominfo Kota Semarang memantau di control room di kantor Dishubkominfo Kota Semarang. Ruangan tersebut berisi banyak layar yang menampilkan satu persatu live streaming CCTV.
Dishubkominfo Kota Semarang juga bekerjasama dengan pihak lain yaitu Dinas Sosial dan Satpol PP setempat dalam pemafaatan control room. Jadi misalnya terlihat ada pengamen, gelandangan,dan orang terlantar (PGOT), maka Dishubkominfo akan berkoordinasi dengan Satpol PP dan Dinsos lewat Handy Talky.
"Ketika semua sistem baik itu sistem kerja, pelaporan, pengendalian dan lain sebagainya telah teruji dan terbukti benar-benar berjalan, maka tidak akan ada lagi yang dikhawatirkan, karena semua sudah on the right track," jelas Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu.
Selain di kantor Dishubkominfo Kota Semarang, ternyata control room juga ada di gedung Pusat Informasi Publik (PIP) yang berada di kompleks Balai Kota Semarang tepatnya di lantai dua. Menurut Hendi hal itu untuk penataan kota dan pembenahan sistem kerja yang lebih baik di Kota Samarang, apalagi dirinya pernah memperoleh Socrates Award 2014 sebagai salah satu Wali Kota Terbaik Dunia sehingga harus memegang komitmen.
Sementara itu Kepala Dishubkominfo Kota Semarang, Agus Harmunanto mengatakan keberadaan CCTV akan terus berkembang karena direncanakan berjumlah 200 kamera.
"200 CCTV itu nantinya juga untuk keamanan. Akan dipasang ditempat-tempat rawan," kata Agus.
http://m.detik.com/news/berita/3185462/pakai-aplikasi-ini-warga-bisa-men...