You are here

10 August, 2015 - 13:50

Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki sajian khas berupa nasi. Yogyakarta terkenal dengan nasi gudeg, Pati terkenal dengan nasi gandul, Solo mempunyai nasi liwet. Dan jika teman-teman sedang liburan di Semarang, jangan lupa ngicipi nasi ayam khas Semarang yang enak dan gurih. Salah satu nasi ayam yang sangat terkenal adalah nasi ayam racikan Bu Wido.

Nasi ayam Semarangan mempunyai kemiripan dengan nasi liwet Solo. Keduanya sama-sama dimasak menggunakan santan dihidangkan dengan suwiran ayam dan sayur labu. Salah satu perbedaan yang mencolok, nasi liwet Solo menggunakan areh (sari santan kelapa) berwarna putih yang dituangkan di atas nasi, sedangkan nasi ayam khas Semarang menggunakan kuah opor berwarna kuning.

Di warung Bu Wido, kelapa mempunyai peran yang sangat penting. Kelapa yang digunakan harus yang sudah tua agar menghasilkan santan yang pas dan gurih. Santan diolah menjadi dua, yaiutu santan kental dan santan cair. Santan kental dihasilkan dari perebusan air santan selama lebih dari 3 jam hingga menghasilkan saus santan yang kental dan gurih.

Ayam yang digunakan di warung ini dipilih yang mempunyai daging padat. Daging ayam kemudian direbus bersama santan dan bumbu-bumbu lainnya selama kurang lebih enam jam untuk menghasilkan daging yang empuk dan gurih.

Di warung ini, nasi ayam disajikan cukup unik. Nasi disajikan diatas pincuk yang disangga oleh mangkuk. Kemudian campuran sayur labu dan rambak dengan berbagai pilihan tingkat kepedasan disiram diatasnya. Suwiran daging ayam ditaburkan di atas nasi dan siraman kuah opor makin menambah rasa gurih.

Bagi orang yang tidak biasa makan dengan pincuk, tidak perlu khawatir. Pincuk daun pisang yang disangga oleh mangkuk akan menjaga nasi dan kuah tidak tumpah. Bahkan anak kecil pun bisa menyangganya dengan satu tangan. Sebagai pelengkap nasi ayam, di atas meja tersedia berbagai lauk tambahan seperti sate telur puyuh, sate usus, krupuk karak, gorengan dan lain-lain.

Satu porsi nasi ayam beserta lauk tambahan bisa ditebus dengan harga kurang lebih Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Porsi nasi tidak terlalu besar, namun cukup untuk makan malam. Nasi ayam Bu Wido mulai buka menjelang maghrib hingga jam 22:30. Warung ini bisa melayani tak kurang dari dua ratus pengunjung tiap malam.
Bu Wido mulai berjualan nasi ayam sejak tahun 1958. Setelah berpindah-pindah selama puluhan tahun, baru awal tahun 90an Bu Wido membunyai tempat permanen untuk berjualan nasi ayam dikediamannya JL Kemuning. Beberapa tahun kemudian, Bu Wido membuka warung kecil di JL Melati Selatan. Dengan pengalaman lebih dari setengah abad membuat Bu Wido dikenal sebagai salah satu maestro dalam meracik nasi ayam Semarang.

Untuk menemukan warung Bu Wido tidak terlalu sulit. Dari Simpang 5 silakan menuju kearah Jl Gajah Mada hingga menemukan pertigaan JL Melati Selatan. Lokasi Warung Bu Wido kurang lebih berjarak sekitar 50 meter dari pertigaan.

Rasanya tidak lengkap jika berkunjung ke Semarang tidak mencicipi nasi ayam Bu Wido yang sudah melegenda.

Source: http://hellosemarang.com/bu-wido-maestronya-nasi-ayam-semarang/